Proses pembelajaran kepada peserta didik menurut saya adalah proses transfer of knowledge / pemberian ilmu kepada peserta didik, supaya paham akan pengetahuan yang disampaikan sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Akan tetapi, praktiknya secara umum justru cenderung pada hasil nilai yang menjadi pemerhati serius selama ini, sehingga tujuan mencapai kecakapan hidup belum secara lahir dan batin.
Melalui
pemaknaan literasi dasar-dasar pendidikan ki hajar dewantara, membuka kembali
fakta sejatinya proses pembelajaran dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Yang
bagaimana? Yaitu pembelajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu
atau hal berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sehingga,
value yang di dapatkan anak bukan semata-mata hanya nilai hitam di atas kertas,
akan tetapi kecakapan hidup yang beragam, adalah tujuan utama dalam proses
pembelajaran, sehingga mampu memperbaiki laku-nya supaya menjadi manusia
seutuhnya.
Wujud nyata
yang harus dilakukan adalah menerapkan seni kolaborasi dalam kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesionalan seorang guru dengan kodrat zaman dan
kodrat alam yang ada di sekitar tempat terjadinya proses pembelajaran, sehingga
saya sebagai guru harus mampu membaca kebutuhan lulusan serta kebutuhan
masyarakat untuk menjadi dasar penerapan model pembelajaran di kelas sacara
kontruksi sosial-kultural.
Kelas sosial –kultural di konstruksikan dengan perwujudan model pembelajaran, pada prosesnya pendekatan yang diambil adalah student centered. Selanjutnya, guru menerapakan strategi, metode , teknik dan taktik yang mendukung model pembelajaran sosial-kultural. Oleh karenanya, guru sebelum memilih menu pengajaran, maka perlu adanya asessmen pengetahuan dan non pengetahuan terlebih dahulu untuk mengetahui karakteristik sosial-kulturalnya.
Selanjutnya, mempertimbangkan perbedaan setiap individu peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran dengan melakukan monitoring, evaluasi dan
penyesuaian pendekatan belajar. Selain itu, guru harus selalu memberikan
sentuhan interaksi kepada peserta didik agar mereka mendapatkan pengalaman dan
keahlian ketika berkolaborasi dengan orang lain di dalam dan di luar kelas. Hal
ini merupakan perwujudan kecakapan hidup secara batin.
Posting Komentar untuk "Konstruksi Kelas yang Kultural Responsiv "