Blogger Jateng

Koneksi Antar Materi - Teori Belajar, Motivasi Belajar dan Mind set

 


Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

Belajar merupakan upaya manusia untuk mendapatkan pengetahuan atau ketrampilan, sehingga mencapai kapasitas untuk berperilaku dengan cara tertentu, melalui studi, pengajaran, instruksi, latihan atau bentuk pengalaman lainnya. Ketercapaian belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku. Akan tetapi ada yang menjadi catatan :

1.      Perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati pada proses belajar sedang berlangkung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.

2.      Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

3.      Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat dorongan atau mengubah tingkah laku.

Setelah kita ketahui tentang pengertian dan definisi dari belajar, berikut adalah sudut pandang teori-teori belajar yang digunakan sebagai landasan penerapan proses belajar :

1.      Teori Behaviorisme

Merupakam teori belajar di mana stimulus yang diberikan terus menerus akan menumbuhkan suatu sikap baru/respon yang diingingkan. Sehingga Teori Behaviorisme perlu diterapkan kepada siswa dalam membentuk alam bawah sadarnya sehingga akan muncul menjadi sebuah habbit.

2.      Teori Kognitif

Merupakan teori belajar di mana pola pikir juga mempengaruhi dalam proses menjadi lebih baik. Jadi, proses belajar kognitif adalah proses terjadinya stimulus, selanjutnya respon tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang sebelumnya di miliki dan terus menerus terjadi seperti itu sampai titik pemahaman dan penyeimbangan. Sehingga, inilah yang dinamakan pengetahuan sangat mempengaruhi proses belajar.

3.      Teori Kontruktivistik

Merupakan teori belajar yang mengedepankan guru sebagai fasilitator. Siswa dianggap telah memiliki landasan teori terkait disiplin ilmu sehingga kontruksivistik yang sudah terbangun akan dapat mempermudah menuju tujuan pembelajaran lebih baik. Perbedaan dengan Teori Kognitif adalah Teori Kontruktivistik menitik beratkan pada proses membangun pemikiran dengan mengkaitkan pengalaman yang pernah dimiliki untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut dan pengetahuan dalam teori ini disampaikan tidaklah diberikan akan tetapi mencari serta terus menambah pengalaman sehingga terbentuk jaringan stukrutur kognitif.  Karena keterbatasan pengetahuan manusia akan mempengaruhi pengetahuannya, jadi dapat disebut juga teori kontruktivistik ini adalah yang membentuk pengetahuan untuk diterapkan pada teori kognitif

Teori-teori di atas adalah upaya dalam memberikan sudut pandang kepada pendidik supaya dalam proses belajar mampu menyesuaikan dengan kondisi siswa serta menyesuaikan dengan pemahan tentang belajar itu sendiri, sehingga pendidik akan memberikan ruang dan waktu yang berpihak pada si belajar/ peserta didik. Selain teori-teori belajar, terdapat teori motivasi belajar berdasarkan kebutuhan, tujuan, emotional interest dan ketrampilan regulasi diri. Kajian motivai ini bertujuan memberikan pemahaman kepada guru cara meningkatkan motivasi belajar seorang peserta didik.

Motivasi belajar berdasarkan kebutuhan adalah masuk pada teori motivasi humanistik, yaitu di mana menusia akan semangat dan berkembang ketika terpenuhi kebutuhannya dari yang paling dasar (Makan, minum dll) menuju yang ideal (menjadi pribadi yang berkembang).  Kedua, motivasi belajar berdasarkan tujuan dan emotional interest masuk pada bentuk Motivasi yaitu Ekstrinsik dan Intrinsik. Motivasi Ekstrinsik terkait dengan kegiatan melakukan sesuatu yang bertujuan untuk mendapatkan sesuatu yang lian. Motivasi Intrinsik berkaitan dengan motivasi internal yang ada pada diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan berdasarkan minat dan kemanuannya. Ketiga, motivasi berdasarkan ketrampilan regulasi diri masuk pada perspektif sosial di mana motivasi sering dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam membangun, memelihara dana memulihkan hubungan pribadi yang dekat dan hangat pada orang lain.

Harapannya guru dapat mengimplementasikan teori motivasi belajar di atas, agar dapat mengarahkan peserta didik semakin semangat dalam melakukan proses belajar. Semakin semangat peserta didik pada proses belajar maka semakin banyak pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan untuk mencapai tujuan manusia yang ideal. Akan tetapi terkadang motivasi belum cukup dalam meningkatkan proses belajar, hal ini disebabkan oleh mind set yang dimiliki peserta didik. Sebagai pendidik maka kita perlu menganali paradigma personal peserta didik. Adaun jenis-jenis mind set sebagai berikut :

1.      Growt mindset

Seseorang memiliki keyakinan yang mendasar bahwa pembelajaran dan kecerdasan mereka dapat tumbuh seiring waktu, upaya dan pengalaman. Ketika seseorang percaya bahwa mereka bisa menjadi lebih pintar, mereka menyadari bahwa jika mereka melakukan upaya itu akan berdampak pada keberhasilan, sehingga mereka bersedia untuk meluangkan waktu lebih agar mencapai keberhasilan yang lebih tinggi

2.      Fixed mindset

Seseorang tidak percaya bahwa mereka dapat mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan dan bakat mereka. Mereka juga percaya bahwa bakat saja yang mengarah pada kesuksesan dan tidak diperlukan usaha untuk mencapai sebuah keberhasilan.

Jadi, guru nantinya lah yang akan terus berperan agar menumbuhkan pemikiran growt mindset  kepada peserta didik agar mampu mencapai tujuan pembelajaran setinggi-tinggi sebagai manusia dan juga anggota masyarakata.

Posting Komentar untuk "Koneksi Antar Materi - Teori Belajar, Motivasi Belajar dan Mind set"