Belajar merupakan upaya manusia untuk mendapatkan pengetahuan atau ketrampilan, sehingga mencapai kapasitas untuk berperilaku dengan cara tertentu, melalui studi, pengajaran, instruksi, latihan atau bentuk pengalaman lainnya. Ketercapaian belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku. Berdasarkan definisi belajar, dalam praktek belajar seorang peserta didik merupakan upaya mereka mencapai kapasitas yang diinginkan.
Jadi,
peserta didik berbondong-bondong ke sekolahan dengan niat baik untuk
mendapatkan pengetahuan atau ketrampilan, sehingga nantinya mampu mencapai
tujuan manusia setinggi-tinggi dan siap menjadi anggota masyarakat. Berangkat
dari sini, kita sebagai guru harus mempraktekkan menyambut serta melayani
peserta didik dengan baik tanpa ada keraguan. Pemahaman akan teori belajar
siswa sudah seharusnya dikuasi oleh seorang pendidik/guru.
Maka,
untuk mewujudkan pelayanan yang baik bagi peserta didik, guru perlu siap akan
rencana atau aksi nyata proses belajar mengajar saat di sekolahan. Sesuai teori
belajar mulai dari Behavioristik, Teori Kognitif, Teori Konstruktivistik dan Teori
Humanistik semua konsep belajar adalah berpusat pada siswa dan berpihak pada
siswa. Untuk mewujudkan konsep ini menurut saya harus ada kolaborasi anatara
teori-teori tersebut agar menjadi harmoni terbaik dalam proses pembelajaran
kurikulum merdeka dengan mengedepankan ruang kelas yang berpihak pada peserta
didik juga memberikan ruang kemandirian / kebebasan dalam mencapai tujuan yang
setinggi-tingginya sebagi manusia dan juga anggota masyarakat.
Pertama, peserta didik pertama kali masuk sekolah dan kelas yang menjadi
program utama guru adalah melayani dan memberikan pemahaman akan sebuah
pengetahuan. Selanjutnya disusul dengan memberikan treatment, dorongan, serta
memfasilitasi untuk mengembangkan ketrampilannya. Pada tahap satu ini, saya
akan menyampaiakan pemahaman pengetahuan secara faktual, konseptual dan prosedural
sedangkan dalam mewujudkan ketrampilan saya akan menyajikannya dalam ranah
konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan ranah abstrak dengan
menulis, membaca, menghitung, menggambar, mengarang.
Praktik yang pertama
ini, menurut saya adalah momen menerapkan teori kognitif dan teori
konstruktivistik. Melalui stimulus pengalaman akan memunculkan pengetahuan baru
dan pengetahuan baru secara terus menerus dilakukan terbentuklah pemahaman
dan penyeimbangan. Sehingga, kontruksi pemahaman yang didapatkan dapat di
terapkan pada penyajian konkret dan abstrak. Sedemikian rupa, guru adalah kunci
keberhasilan pencapaian dengan selalu berperan sebagai fasilitator peserta
didik.
Kedua, jika peserta didik di kelas telah melakukan aktivitas belajar tentang pengetahuan dan ketrampilan, tahap selanjutnya adalah fase sekolah berkolaborasi dengan guru untuk membingkai pemahaman yang di dapatkan oleh siswa yaitu dengan sikap religious dan sikap sosial. Ranah ini adalah dalam upaya mencapai manusia setinggi-tinggi dengan tetap mempersiapkan diri menjadi anggota masyarakat. Hal ini perwujudannya adalah dengan memberlakukan habituasi (pembiasaan). Program pembiasaan ini masuk pada teori behavioristik di mana siswa akan diberikan stimulus setiap hari sehingga muara akhirnya adalah menjadi habbit siswa dalam kehiduapan sehari-hari menjadi manusia setinggi-tinggi.
Faktanya, Kurikulum Merdeka telah berpihak pada guru dan peserta didik, guru diberikan kebebasan dan tidak terburu-buru dengan targed. Hal ini bertujuan agar guru dapat membagi fokusnya dengan menjadi fasilitator peserta didik dalam meningkatkan pengetahuan melalui kemandirian / kebebasan mengkonstruksi diri. Sehingga, pembelajaran berfokus pada proses tidak hasil nyata sekarang akan tetapi kontiyuitas. Berdasarkan tujuan tersebut, maka sebagai saya guru perlu menerapkan prinsip-prinsip yang membangun kebiasaan peserta didik agar terbentuk habbit yang dijalankan tanpa merasa berat.
Posting Komentar untuk "RANCANGAN / AKSI NYATA MENGAPLIKASIKAN TOPIK BELAJAR DAN TEORI PEMBELAJARAN"