Blogger Jateng

Pemahaman Pembelajaran Paradigma Baru melalui Refleksi



Pada artikel sebelumnya, telah penulis jelaskan terkait Pembelajaran Paradigma Baru. Sejatinya, maksud dari pembelajaran paradigma baru adalah berfikir out of the box. Artikel dapat dibaca selengkapnya di sini: Pembelajaran Paradigma Baru - Kurikulum Merdeka 

Selanjutnya, agar tidak miskonsepsi perlu kita meningkatkan pemahaman itu. Ada satu pertanyaan pemantik untuk membantu Bapak/Ibu guru agar dapat merefleksikan pemahaman tentang pembelajaran paradigma baru. Bagaimana pembelajaran paradigma baru semestinya direncanakan dan dilaksanakan oleh guru ? 

Melalui pertanyaan pemantik tersebut, mari bapak ibu refleksikan. Coba direnungkan dan ukur pemahaman bapak/ibu. Jika sudah, simak penjelasan berikut tentang perspektif pemahaman penulis hasil dari refleksi pertanyaan di atas. 

1. Salah satu karakteristik pembelajaran paradigma baru adalah proses pembelajaran harus berpusat pada pesera didik. Berikut adalah ilustasi dan penjelasannya :

Implementasi pembelajaran paradigma baru dengan konsep pembelajaran yang berpusat peserta didik secara konkrit dapat dilaksanakan oleh guru melalui awal pembelajaran guru melakukan tahapan asesmen diagnosis terkait non kognitif siswa serta gaya belajar siwa. Guru akan mengetahui kondisi siswa yang ada di kelas, sehingga guru selanjutnya akan depat merencakan rancangan pembelajaran sesuai data yang telah diambil. Harapannya, melalui tahap diagnosis ini guru semakin mengenal dengan siswa, pada muaranya guru mampu memilih teori belajar apa yang paling tepat, gaya belahar apa yang paling tepat, strategi pembelajaran apa yang paling tepat. Penerapan ini yang dinamakan pembelajaran yang berpihak pada siswa.

Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa tentunya akan muncul saat proses belajar, hal ini menjadi catatan bagi guru dalam penyususan rancangan pembelajaran pemilihan model pembalajarannya adalah model pembelajaran abad 21 yang dimana memuat konsep pembalajaran learning to how, learning ti do, learning to be dan learning to life together.  Dengan penerapan model pembelajaran abad 21 mengambil pendekatan pemebelajaran student centered, guru akan memunculkan rencangan pembelajaran yang berpusat pada peserta. Contoh : Guru telah mengambil model pembelajaran abad 21, strategi pembelajaran student centered, maka alur selanjutnya guru akan memilih strategi yang akan digunakan untuk menumbuhkan model dan pendekatan di atas. Strategi yang dapat mendukung itu diantaranya Discovery learning, Inquiry learning, PBL, PjBL. Misal, guru memilih Inquiry Learning, maka ketika guru menyusun metodenya, akan disesuaikan dengan kebutuhan Inquiry Learning. Metode paling untuk mendukung strategi inquiry learning adalah Diskusi dan Simulasi. Peserta nantinya akan diberikan teknik dan taktik pembalajaran yang lebih mandiri karena guru dapat memberikan sebuah problem, selanjutnya siswa berdiskusi mencari jawaban, karena strategi  yang digunakan adalah Inquiry Learning dengan melakukan observasi secara langsung di lokasi terdapat fakta-fakta, maka siswa akan bergerak secara mandiri, bersimulasi secara langsung untuk mengumpulakn data-data dan akhirnya akan berdiskusi kembali untuk menyimpulkan solusi permasalahan yang diberikan oleh guru. Pada proses akhir siswa mendesmostrasikan dan guru mengarahkan agar tetap dalam koridor pembahasan. Jadi, konsep kongkrit inilah yang dapat diterapkan pada pembelajaran paradigm baru.

2. Guru perlu mempertimbangkan hal-hal ketika diberikan kemerdekaan dalam merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmennya. 

Hal yang perlu di pertimbangkan oleh seorang guru ketika telah diberikan kemerdekaan dalam penyusunan pembalajaran adalah memperhatikan karakteristik siswa, penerapakan kurikulum, kondisi  zaman dan tahapan dalam penyusunan suatu pembelajaran mulai dari model sampai taknik dan taktik. Karena, proses ini menjadi landasan guru untuk memberikan kemerdekaan juga kepada siswa sehingga tidak hanya guru yang mendaparkan kemerdekaan dalam penyusunan.

3. Pembelajaran paradigma baru dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi tiga tahapan yang saling berkaitan, yaitu pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses pembelajaran dan perencanaan asesmen. Sehingga, perlu guru mampu menggambarkan kaitan ketiga tahapan tersebut.

Maksudnya adalah siklus pembelajaran paradigma baru mulai dari kurikulum, pembelajaran sampai Asesmen memiliki keterkaitan satu sama lain. Hal ini dapat dipahami, bahwa pedoman seorang guru dalam menerapkan proses belajar mengajar adalah bermula dari kurikulum yang sudah didesign dengan standar kompetensi untuk mewujudakan tujuan pembalajaran secara maksimal. Melalui kurikulum guru dapat menurunkannya menjadi prose pembelajaran dengan tahap-tahap yang sudah termaktub dalam kurikulum. Sampai akhirnya, pada titik asesmen merupakan tolak ukur untuk menilai ketercapaian peserta didik apakah sudah sesuai dari standar kompetensi yang ditetapkan atau belum. Tidak hanya itu, asesmen juga dapat jadikan penentuan pengembangan standar kompensi dengan melihat data asesmen menunjukan kebutuhan dan kemampuan dari siswa. Sehingga, akan terus terjadi siklus peninjauan terhadap kurikulum yang muaranya lagi menuju proses pembelajaran dan proses asesmen yang berulang kali.

4. Menurut pembelajaran paradigma baru, tujuan pembelajaran , proses pembelajaran dan proses asesmen dilakukan guna memastikan tercapainya Profil Pelajar Pancasila. Jadi guru perlu mengetahui karakteristik Profil Pelajar Pancasilanya.

Profil Pelajar Pancasila terdiri dari 6 dimensi mulai dari Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bergotong-royong, Berkebinekaan global, Bernalar kritis, Kreatif. Dimensi ini memiliki karakteristik perwujudan dari falsafah Negara yaitu Indonesia memiliki semboyan bhinneka tunggal ika, juga disesuaikan dengan kebudayaan bangsa Indonesia yang ketimuran. Harapanya, dengan melalui siklus pembelajaran paradigm baru (kurikulum, pembelajaran, asesmen) guru selalu membingkainya dengan usaha mewujudkan profil pelajar pancasila. Sehingga, peserta didik akan lahir menjadi manusia setinggi-tinggi dan siap menjadi anggota masyarakat dengan memiliki profil pelajar pancasila.

5. Pembelajaran paradigma baru sangat memperhatikan karakteristik belajar peserta didik. Guru harus mampu merencanakan pembelajaran dan asesmen ( as learning, for learning, of learning ) dengan mengkaitkannya pada karakteristik belajar peserta didik. Berikut konstruksinya :

Pembelajaran yang memperhatikan karakteristik siswa, sebagai seorang guru hal yang perlu disiapkan adalah memahami psikologi siswa dan psikologi belajar. Sehingga, nantinya guru mampu melakukan prose belajar dan asesmen sesuai karakteristik siswa. Asesmen terdapat 3 jenis, yang mampu mengidealkan dalam proses penilaian. Tidak hanya berorientasi pada nilai kuantitatif, akan tetapi juga terdapat nilai kualitatif baik bersumber dari guru maupun bersumber dari ikut serta peran aktif siswa terhadap penilaian diri.

Pertama, Assesment of Learning yaitu penilaian yang dilakukan setelah proses pembelajaran selesai. Jadi dapat dilakukan pasca topik selesai di bahas, untuk menilai capaian pembelajaran. 

Kedua, Assesment for Learning yaitu penilaian untuk memperbaiki pembelajaran. Jadi proses asesmen ini dilakukan saat masih berlangsungnya kegiatan belajar. Asesmen ini memberikan umpan balik kepada siswa, agar setiap proses belajarnya mendapatkan masukan untuk meningkatkan capaian pembelajarannya (Assesment of Learning). 

Ketiga, Assesment as Learning yaitu penilaian untuk memperbaiki diri akan tetapi melibatkan siswa secara fisikuntuk melakukan penilaiannya. Pada asesmen ini sama dengan Assesment for Learning, dilaksanakan selama proses belajar. Penilaian diri ini dilakukan dalam hal agar anak dapat mereflesikan terkait proses yang dijalani, untuk mendukung capaian pembelajaran. 

Jadi, asesmen apa yang paling tepat dan sesuai dengan karakteristik maka guru perlu melakukan profiling peserta didik dengan melakukan asesmen diagnostic di awal pembelajaran.

6. Melalui tahapan nomer 1 -5, guru mampu menyusun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru yang efektif. Menurut penulis berikut langkah-langkahnya :

  • Guru memahami Kompetensi Pedagogi secara baik
  • Guru memahami Kurikulum yang berlaku
  •  Guru memahami karakteristik peserta didik
  • Guru memahami tahapan penyusunan rancangan pembelajaran mulai dari model sampai teknik dan taktik
  •  Guru mampu membingkai pembelajaran umum dengan karakter profil pelajar pancasila
  • Guru mampu mempraktikan perencanaan, mengevaluasi, dan melakukan pengembangan secara professional.

Jadi, apakah pemahaman bapak ibu sudah semakin bertambah ? Apakah perspektif penulis sudah sesuai perspektif bapak/ibu? atau ada perbedaan? Mari berdiskusi di kolom komentar untuk semakin menambah efektivitas praktik baik pembelajaran kepada peserta didik.

Posting Komentar untuk "Pemahaman Pembelajaran Paradigma Baru melalui Refleksi "